Bojonegoro, Musim kemarau panjang menyebabkan kenaikan suhu yang signifikan di beberapa daerah termasuk salah satunya Bojonegoro. Dalam masa kemarau ini suhu di Bojonegoro sekitar 37°C hingga 44°C yang awalnya sekitar 28°C sampai 34°C. Suhu panas kota Bojonegoro ini dimulai dari tahun 2019 dengan suhu lebih dari 44°C.
Disinyalir penyebab utamanya adalah eksploitasi dan eksplorasi migas di beberapa kecamatan di Bojonegoro. Beberapa titik penambangan migas di Bojonegoro yaitu Lapangan Minyak Banyuurip, Blok Cepu di wilayah Gayam, lapangan Sukowati, Blok Tuban, di wilayah Kecamatan Bojonegoro dan Kecamatan Kapas, Lapang Minyak Tiung Biru di Kecamatan Tambakrejo, dan beberapa di Kecamatan Ngasem dan Kecamatam Padangan. Kenaikan suhu panas kota Bojonegoro akan terus terjadi seiring dengan peningkatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di Bojonegoro.
Selain itu juga revitalisasi trotoar dan pelebaran jalan serta perbaikan drainase menjadi penyebab panasnya suhu kota Bojonegoro. Proyek ini dilakukan beberapa titik yaitu Jalan Teuku Umar, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Hasyim Asyari, Jalan Pahlawan, Jalan Dr. Cipto, dan Jalan Babat-Bojonegoro. Di beberapa titik penebangan tidak dilakukan penanaman kembali sehingga membuat udara di sekitarnya semakin panas.
Dan beberapa faktor pendukung lain seperti penggundulan hutan, pembuangan sampah dan kotoran di sungai Bengawan Solo serta peningkatan jumlah kendaraan bermotor.
Penyebab diatas terjadi karena kurangnya kesadaran baik pemerintah maupun masyarakat terkait pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sebagai bentuk kontribusi terhadap Sustainable Developments Goals poin ke 13 Climate Action. Sustainable Developments Goals merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 17 tujuan global dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk perdamaian dan kemakmuran manusia dan planet bumi sekarang dan masa depan.
Author : Nur Aidini

0 Komentar